AKUNTANSI KOMPARATIF : EROPA
A. Standar
Akuntansi dan Penentuan Standar
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai
pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi
tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan berwenang dan
berlaku dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:
1.
deskripsi tentang masalah yang dihadapi
2.
diskusi logis atau cara memecahkan masalah
3.
terkait dengan keputusan/ teori diajukan suatu
solusi
Menurut Twedie, standar akuntansi dihasilkan
dari lima interaksi, yaitu:
1.
peristiwa ekonomi,
2.
kepentingan pribadi,
3.
penyebaran ide-ide,
4.
perjalanan sejarah ,
5.
pengaruh internasional.
Sedangkan menurut Nobes dan Parker mengatakan
faktor budaya, sosial dan politik merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi regulasi akuntansi di berbagai negara. Dengan demikian jelas bahwa
penentuan standar akuntansi tidak hanya menyangkut masalah teknis.
Standar
akuntansi menurut Edey (1977) dibagi menjadi empat tipe, yaitu:
1.
tipe 1 akuntan harus memberitahukan kepada user
tentang apa yang mereka kerjakan dengan cara mengungkapkan metode dan asumsi
(kebijakan akuntansi) yang di anut.
2.
tipe 2 membantu pencapaian beberapa keseraaman
penyajian tentang pernyataan akuntansi tertentu.
3.
tipe 3 menghendaki pengungkapan hal-hal khusus
yang mempengaruhi pertimbangan user.
4.
tipe 4 menghendaki keputusan implisit/eksplisit
yang harus di buat tentang penilaian aktiva dan penentuan laba yang disetujui.
Penentuan standar merupakan pilihan sosial
sehingga suatu standara mungkin bermanfaat bagi pihak tertentu dan merugikan
pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang berkaitan dengan akunyansi secara politik
bersifat sensitif yang disebabkan:
- Kebutuhan terhadap standar akuntansi
muncul bila terdapat pertentangan
- Informasi akuntansi dapat mempengaruhi
tingkat kemakmuran penggunaannya.
- Dalam menentukan standar ada dua
pendekatan, yaitu:
a.
Representative faithfulness, pendekatan ini
menghendaki pelaporan yang bersifat netral dan penyajian wajar laporan keuangan
melalui proses penentuan standar. Pendekatan ini menyamakan akuntansi dengan
proses pemetaan dimana peta harus dibuat akurat dengan menggambarkan keadaan
keuangan perusahaan secara wajar.
b.
Economic consequences, pendekatan ini
menghendaki asopsi standar yang memiliki konsekwensi ekonomi menguntungkan.
Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan standar yang meemiliki pengaruh
positif.
Biasanya proses penentuan standar dilakukan
melalui proses terbuka (due-procees). FASB sebagai contoh dalam proses ini
mengikuti prosedur sebagai berikut:
1.
Identifikasi masalah dari masalah yang muncul
di catat dalam agendanya.
2.
Penunjukkan group yang anggotanya terdiri dari
masyarakat akuntansi dan bisnis.
3.
Discussion Memrorandum (DM) di sebarkan
kepublik untuk di evaluasi selama satu periode paling lambat 60 hari.
4.
Dengan pendapat dilakukan untuk membahas
keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif yang diajukan FASB
5.
Atas berbagai komnentar yang diterima, FASB
mengeluarkan ‘exposure draft” (ED) mengenai standaar akuntansi yang diajukan.
ED menentukan posisi yang pasti dari FASB tentang masalah yang dibahas.
6.
ED disebar luaskan ke masyarakat untuk di
evaluasi paling lambat 30 hari
7.
Dengan pendapat untuk membahas kelemahan dan
kebaikan berbagai alternatif yang diajukan FASB
Atas dasar berbagai komentar yang diterima,
maka FASB mengambil langkah sebagai berikut:
1.
Mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan
tesmi
2.
Mengajukan revisi terhadap standar yang
diusulkan melalui prosedur “due process”.
3.
Menunda pengeluaran standar dan menyimpan
masalah dalan agenda
4.
Tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu
dari agenda
Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam
penentuan standar akuntansi adalah:
1.
Pendekatan pasar bebas
Pendekatan ini dilandasi asumsi bahwa informasi
akuntansi merupakan komiditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa yang
lain.Sehingga informasi akuntansi akan dipengaruhi kekuatan permintaan dan
penawaran. Pasar dipandang sebagai mekanisme yang ideal untuk menentukan jenis
informasi yang harus diungkapkan dan kelompok penerima informasi. Dengan
demikian standar akuntansi menentukan informasi yang dihasilkan dan siapa akan
menerima informasi.
2.
Pendekatan regulasi
Pendekatan ini berpendapat bahwa kegagalan
pasar atau informasi yang asismetris dalam kaitannya dengan kuantias dan
kualitas. Pendukung pendekatan ini berkeyakinan bahwa kegagalan pasar dapat
dilihat pada Teori regulasi.
Adanya krisis penentuan standar mendorong
munculnya kebijakan regulasi akuntansi. Oleh karena itu, permintaan terhadapat
kebijakan atau standar semacam iatu di dorong oleh krisis yanag muncul, pihak
penentu standar menanggapi dengan cara menyediakan kebijakan tersebut. Hubungan
antara permintaan dan penawaran menarah pada suatu keseimbangan. Dalam proses
regulasi yang dinamis, terdapat proses penyesuaian yang berlangsung terus
menerus terhadap standar sesuai permintaan dan penawaran.
Belkaoui (1985:48) mengatakan bahwa regulasi
umumnya diasumsikan untuk dirancang dan dioperasikan demi kepentingan industri
yang ada. Ada dua teori regulasi dalam industri, yaitu:
- Teori kepentingan publik (public interest
theory)
- Teori kepentingan kelompok (interset group
therory).
Teori kepentingan publik berpandangan bahwa
regulasi diperlukan sebagai tanggapan atas permintaan publik terhadap perbaikan
praktik pasar yang tidak efisien dan tidak adil. Sedangkan teori kepentingan
keompok berpandangan bahwa regulasi disediakan sebagai tanggapan atas
permintaan kelompok tertentu untuk memaksimumkan pendapatan mereka. Dalam teori
kepentingan kelompok memiliki dua versi, yaitu teori elit politik dan teori
ekonomi regulasi.
Beberapa pendapat mengenai siapa yang harus
menentukan standar akuntansi:
Argumen pendukung regulasi sektor swasta:
Argumen pendukung regulasi sektor swasta:
- Regulasi serktor swasta berkaitan dengan
profesi akuntasi.
- Suatu badan yang dibentuk oleh sektor
swasta memiliki prestisd tersendiri dan dapat diterima oleh masyarakat
bisnis.
- Oleh karena badan pemerintah beranggotakan
birokrat, ada kecenderungan efektivitas persyaratan pengungkapan tambahan
menjadi tidak sensitif.
- Ada kecenderungan bahwa pemerintah yang
terlibat dalam badan tersebut bertindak untuk melindungi kepentingan
publik atau melakukan tindakan yang merugikan kepentingan profesi
akuntansi
- Proses legislatif dan otoritas pemerintah
mudah dipengaruhi oleh lobi dan tekanan politik dari pihak tertentu.
- Standar yang dihasilkan pemerintah
kemungkinan saling tumpang tindih dalam hal paksaan, dan dapat menimbulkan
jugdment yang beragam dari user.
Menurut Prof. Haim Falk menjelaskan ada empat
keuntungan menggunakan standar akuntansi internasional:
- Berkenaan dengan rekonsiliasikepentingan –
kepentingan khusus dari manajer – manajer yang bertanggung jawab bagi
pelaporan keuangan dan kebutuhan pemakai informasi keuangan
- Keterbatasan kapasitas penerima informasi
keuangan ntuk menginterplasikan informasi semacam itu secara tepat
- Kredibiltas keseluruhan proses pelaporan
keuangan dan profesi akuntansi yang mendukungnya
- Adanya daya banding informasi keuangan
yang diungkapkan adalah argument yang berkaitan dengan point diatas
Kekuatan yang cenderung mendukung upaya
penyusunan standar akuntansi dan pelaporan internasional diantaranya:
- Analisis keuangan dan pialang di pasar
modal
- Kecenderungan perusahan besar mencari
kebutuhan modal dari Negara lain
- Tumbuhnya operasi – operasi bisnis
multinasional
- Persetujuan antar Negara yang mendorong
berbagai bentuk harmonisasi
- Meningkatnya road show para eksekutif ke
berbagai Negara investor
- Survey
- Mengglobalnya praktek akuntan professional
ke berbagai Negara
- Kebijakan dari organisasi kreditur yang
mendorong digunakannya stndar internasional
- Badan – badan pengawas para modal
- Buku – buku teks
Beberapa
Sejarah dalam penentuan standar akuntansi internasional
- Tahun 1973 Kmite Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standard Comunite = IASC)
- Tahun 1977 Organisasi untuk kerja sama dan
pembangunan ekonomi (Organization for economic Coorporation and
development = OECD) mengeluarkan deklarasi investasi dalam perusaan
multinasional yang berisi
- Tahun 1977 Federasi Internasional
Akuntan(International Federation of Accountant = IFAC)didirikan pada tahun
yang sama pra ahli yang ditunjuk oleh dewan ekonomi dan social PBB
mangeluarkan laporan yang terdiri 4 bagian standar international akuntan
si dan pelaporan bagi perusahaan international
- Komisi masyarakat Eropa mengeluarkan
Direktif keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisai akuntansi eropa
- Tahun 1987Organisasi Interantional Komite
pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong
penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit
- IASC dan IOSCO menyetujui suatu rencana
kerj yang penyelesaiannya kemudian mengeluarkan IAS yang membentuk satu
kelompok inti standar yang komprehensif
- Tahun 1996 Komisi Pasar Modal AS (SEC)
mengumumkan bahwa pihaknya “ mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan
secepat mungkin, stadar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusu
laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat berharga
lintas batas’.
- Tahun 2001 IASB menggantikan IASC dan
mengambil mengambil tanggung jawabnya per tanggal 1 April 2001. Standar
IASB disebut Standar Pelaporan keuangan international (IFRS) dan termasuk
dalamnya IAS yang dikeluarkan IASC
- Tahun 2002 parlemen Eropa menyetujui
proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata perusahaan uni eropa yang
tercatat sahamnya harus mengikutistandar IASB selambat – lambatnya tahun
2005 dalam laporan keuangan konsolidasi
B. Praktek
Akuntansi Berbeda dengan Standar yang Ditentukan
Alasan utama perbedaan praktek akuntansi dengan
standar adalah
- hukuman terhadap ketidak patuhan terhadap
ketentuan akuntansi lemah dan tidak efektif.
- Perusahaan boleh melaporkan informasi
lebih banyak dari yang seharusnya.
- eberapa negara memperbolehkan perusahaan
mengabaikan standar akuntansi jika operasi dan posisi keuangan tersaji
lebih baik.
- Beberapa negara, standar akuntansi hanya
berlaku untuk laporan keuangan perusahaan, bukan laporan konsolidasi.
Penetapan standar akuntansi umumnya melibatkan
gabungan kelompok sektor swasta dan publik. Hubungan antara standar akuntansi
dan proses akuntansi sangat rumit dan tidak selalu bergerak dalam satu arah
yang sama.
Prinsip-Prinsip
Akuntansi
Laporan keuangan diolah dari ratusan atau
ribuan transaksi-transaksi dengan cara yang sistematis dengan suatu dasar
tertentu. Dasar ini dinamakan prinsip-prisip akuntansi yang lazim (General Accepted
Accounting Principles). Justru oleh karena sifat yang tidak eksak dari
akuntansi ini maka diperlukan “prinsip-prinsip akuntansi yang lazim” . Tanpa
adanya prinsip yang berfungsi sebagai patokan atau pedoman ini, maka
kemungkinan masing-masing akuntan akan menggunakan caranya sendiri, sehingga
laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi simpang siur.
Profesi akuntansi telah berusaha mengembangkan
sekumpulan standar yang pada umumnya diterima dan secara universal
dipraktikkan. Usaha-usaha itu telah menghasilkan dipakainya seperangkat aturan
dan prosedur umum yang disebut sebagai prinsip akuntansi berterima umum yang
merupakaguide liness (standar) yang menunjukkan tentang tata cara melaporkan
kejadian ekonomis. Profesi akuntansi di Indonesia yang tergabung dalam Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) telah berhasil menyusun GAAP berupa 35 Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan
(termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan
keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar
akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Tetapi dalam
praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Ada empat alas an yang
menjelaskan hal tersebut, antara lain:
- Di kebanyakan negara hukuman atas ketidak
patuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
- Secara suka rela perusahaan boleh
melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.
- Beberapa negara memperbolehkan perusahaan
untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannnya operasi dan
posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
- Di beberapa negara standar akuntansi hanya
berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan
konsolidasi.
Penetapan standar akuntansi umumnya melibatkan
gabungan kelompok sektor swasta dan publik. Hubungan antara standar akuntansi
dan proses akuntansi sangat rumit dan tidak selalu bergerak dalam satu arah
yang sama. Di dalam bab 2 membedakan orientasi akuntansi antara penyajian wajar
versus kepatuhan hukum. Akuntansi peyajian wajar biasanya berhubungan dengan
negara-negara hukum umum, sedangkan akuntansikepatuhan hukum umumnya ditemukan
di negara-negara hukum kode. Perbedaan ini terlihat dalam proses penetapan
standar, di mana sector swasta lebih berpengaruh di negara-negara hukum dengan
penyajian wajar, sedangkan sektor publik lebih berpengaruh di negara hukum kode
dengan kepatuhan hukum.
C. Sistem
Akuntansi di Negara Maju
1.
Sistem
Akuntansi Nasional – RR Cina
Di RRC negara mengendalikan kepemilikan,
sehingga hak menggunakan dan mendistribusikan alat produk-si berlaku secara
kaku. Perekonomian Cina disebut perekonomian hibrid (campuran), karena
orientasi kendali pemerintah dan swasta berjalan bersama.
2.
Sistem
Akuntansi Nasional – Republik Ceko
Akuntansi di Ceko telah berubah beberapa kali
pada abad ke-20. Akuntansi dianggap tidak terlalu penting, sehingga L/K tidak
diaudit secara independen. Perkembangan Akuntansi condong ke dunia barat.
3.
Sistem Akuntansi Nasional – Taiwan
Taiwan memiliki beberapa industri strategis
yang kepemilikannya oleh negara, tetapi sekarang pemerintah perlahan-lahan
melakukan privatisasi. Banyak perusahaan dimiliki oleh keluarga pengendali,
tetapi kapitalisasi oleh Bursa Efek sangat besar.
4.
Sistem Akuntansi Nasional – Meksiko
Bursa efek Meksiko memang terbesar ke-3 di
Amerika Latin, tetapi banyak perusahaan lebih menyukai hutang. Walaupun banyak
perusahaan dikontrol oleh keluarga, tetapi Meksiko berkomitmen terhadap
IAS/IFRS.
5.
Sistem Akuntansi di Perancis
Perancis merupakan pendukung utama penyeragaman
akuntansi nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan
Comptale General ( kode akuntansi nasional ) resmi yang pertama pada bulan
September 1947. Pada Tahun 1986, renana tersebut diperluas untuk melaksanakan
ketentuan dalam Direktif Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan
revisi lebih lanjut pada tahun 1999. Plan Comptable General berisi :
1.
tujuan dan prinsip akuntansi seta pelaporan
keuangan
2.
definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang
saham, pendapatan dan beban
3.
aturan pengakuan dan penilaian
4.
daftar akun standar, ketentuan mengenai
penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya
5.
contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya
Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah
terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri
dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan. Meskipun
akun-akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan pelaporan
wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar
Pelaporan Keuangan internasional.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Lima organisai utama yang terlibat dalam proses
penetapan standar di Prancis adalah :
1.
Counseil National de la Comptabilite atac CNC
(Badan Akuntansi Nasional)
2.
Comite de la Reglemetation Comptable or CRC
(Komite Regulasi Akntansi)
3.
Autorite des Marches Financiers or AMF
(Otoritas Pasar Keuangan)
4.
Ordre des Experts-Comtable or OEC (Ikatan
Akuntansi Publik )
5.
Compagnie Nationale des Commisaires aix Comptes
or CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)
Di Perancis profesi akuntansi dan auditing
sejak dahulu telah terpisah. Akuntan dan auditor Perancis diwakili oleh kedua
lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang yang menjadi anggota
keduannya. Sesungguhnya, 80% akuntan dengan kualifikasi di Perancis memiliki
kedua klasifiksi tersebut. Dua lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan
bekerja sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam pengembangan
standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan keduannya mewakili Perancis di IASB
Pelaporan
Keuangan
Perusahaan
Prancis harus melaporkan berikut ini :
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Catatan atas laporan keuangan
4.
Laporan direktur
5.
Laporan auditor
Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroaan
dan perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu
harus diaudit. Perusahaan besar juga harus menyiapka dokumen yang terkait
dengan pencegahan kepailitan perusahaan dan laporan sosial, yang keduanya hanya
terdapat di Perancis.
Ciri utama pelaporan di Perancis adalah
ketentuan mengenai pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail yang
meliputi hal-hal berikut :
1.
Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang
diberlakukan
2.
Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata
uang asing
3.
Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
4.
Detail provisi
5.
Detail revaluasi yang dilakukan
6.
Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh
tempo
7.
Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
8.
Jumlah komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja
lainnya
9.
Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
10.
Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan
11.
Analisis pendapatan menurut aktivitas dan
geografis
Pengukuran akuntansi
Akuntansi di Perancis memiliki karakteristik
ganda : Perusahaan secara tersendiri harus mematuhi paraturan yang tetap,
sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas lebih besar.
Akuntansi untuk perusahaan secara individual merupakan dasar hukum untuk
membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena pajak.
Metode pembelian (purchase method) umumnya
digunakan untuk mencatat penggabungan usaha, namum metode penyatuan kepemilikan
(pooling method) dapat digunakan dalam beberapa kondisi. Muhibah (goodwill)
umumnya dikapitalisasi dan diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan
berapa lama periode amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu diuji untuk
penurunan nilai . Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan dan
metode ekuitas digunakan untuk mencatat investasi pada perusahaan yang tidak
dikonsolidasikan, yang dapat dipengaruhi secara signifikan. Praktik translasi
mata uang asing sama dengan IAS 21. Aktiva dan kewajiban anak perusahan yang
berdiri sendiri ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan (akhir
tahun) dan perbedaan translasi dimasukan ke dalam ekuitas.
6.
Sistem Akuntansi
di Jerman
Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa (UE) mulai
mengeluarkan direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara
anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh,
kedelapan seluruhnya masuk kedalam hukum Jerman melalui Undang-undang Akuntansi
Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985.
Karakteristik fundamental ketiga dari Akuntansi
di Jerman adalah ketergantungannya terhadap anggaran dasar dan keputusan
pengadilan. Selain kedua hal itu tidak ada yang memiliki status mengikat atau
berwenang. Untuk memahami akuntansi di Jerman, seseorang harus mmerhatikan HGB
dan kerangka hukum kasus yang terkait.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki
fungsi penetapan standar akuntansi keuangan sebagaimana yang dipahami di
negara-negara berbahasa Inggris. Undang –undang tentang pengendalian dan
transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan untuk mengakui badan swasta
yang menetapkan standar nasional untuk memenuhi tujuan berikut :
1. Mengembangkan
rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
2. Memberikan
nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru
3. Mewakili Jerman
dalam organisasi akuntansi internasional, Seperti IASB
Sistem penerapan standar akuntansi yang baru di
Jerman secara garis besar mirip dengan sistem yang ada di Inggris dan Amerika
Serikat. Namun untuk diperhatikan bahwa standar GASB adalah rekomendasi wajib
yang hanya berlaku u/lapoaran keuangan konsolidasi.
Pelaporan
Keuangan
Undang – Undang Akuntansi tahun 1985 secara
khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi :
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Catatan atas laporan keuangan
4.
Laporan manajemen
5.
Laporan auditor
Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman
adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada dewan direktur pengelola
perusahaan dan dewan pengawas perusahaan, untuk tujuan konsolidasi, seluruh
perusahaan dalam kelompok tersebut harus menggunakan prinsip akuntansi dan
penilaian yang sama.
Pengukuran
Akuntansi
GAS lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB
dalam hal laporan keuangan konsolidasi, menurt GAS 4, metode revaluasi harus
digunakan , sedangkan aktiva dan kewajiban yang diperoleh dalam penggabungan
usaha harus direvaluasi menjadi nilai wajar dan kelebihan yang tersisa
dialokasikan menjadi goodwill. Goodwill diamortisasi selama masa tidak lebih
dari 20 tahun dan diuji untuk penurunan nilai tiap tahunnya.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perusahaan –
perusahaan Jerman sekarang dapat memilih untuk menyusun laporan keuangan
konsolidasi sesuai dengan aturan Jerman sebagaimana dijelaskan di atas, standar
akuntansi internasional, atau GAAP AS. Ketiga pilihan tersebut dapat ditemukan
dalam praktik dan para pembaca laporan keuangan Jerman harus berhati-hati untuk
mencari tahu standar akuntansi manakah yang digunakan.
7.
Sistem Akuntansi
di Jepang
Akuntansi dan Pelaporan keuangan di Jepang
mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional, untuk
memahami akuntansi Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha dan
sejarah Jepang. Perusahaan – perusahaan Jepang saling memiliki akuitas saham
satu sama lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain.
Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industri yang
meraksasa – yang disebut sebagai keiretsu.
Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam
perubahan seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk
mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan
yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung Jepang juga mendorong dilakukannya
evaluasi menyeluruh atas standar pelaporan keuangan Jepang.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pemerintah
nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di
Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang – undang : Hukum
Komersial, Undang-undang pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan
perusahaan. Hukum komersial diatur oleh Kementrian Kehakiman (MOJ), hukum
tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan paling memiliki
pengaruh besar.
Perusahaan
milik publik harus memenuhi ketentuan lebih lanjut dalam undang undang pasar
modal yang diatur oleh kementrian keuangan dibuat berdasarkan Undang-undang
pasar modal AS dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika Serikat selama
masa pendudukan AS setelah perang dunia II Tujuan utama SEL adalah untuk
memberikan informasi dalam pengambilan keputusan.
Pelaporan
Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut Hukum
Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat
persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal-hal berikut :
1.
Neraca
2.
Laporan Laba rugi
3.
Laporan Usaha
4.
Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi)
Laba ditahan
5.
Skedul Pendukung
Perusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus
menyusun laporan keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar modal yang secara
umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang sama dengan Hukum komersial ditambah
dengan laporan arus kas.
Pengukuran
Akuntansi
Hukum komersial mewajibkan perusahaan
perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi, perusahaan yang mencatat
saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai dengan SEL. Akun perusahaan
secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip
akuntansi yang sama digunakan untuk keduannya. Anak perusahaan dikonsolidasikan
jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan
kebijakan keuangan dan operasionalnya.
Meskipun metode penyatuan kepemilikan
diperbolehkan, metode pembelian untuk penggabungan usaha umumnya digunakan.
Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan
diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode ekuitas digunakan untuk mencatat
usaha patungan.
8.
Sistem
Akuntansi di Belanda
Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks
yang menarik. Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang
relatif permisif, tetapi standar praktik profesiona yang sangat tinggi. Belanda
merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian
wajar. Pelaporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah.
Akuntansi Belanda bersedia untuk
mempertimbangkan ide-ide dari luar. Belanda merupakan salah satu pendukung
pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, dan
pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam menentukan praktik yang dapat
diterima.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Regulasi di Belanda tetap liberal sehingga
tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan,
Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit wajib. Undang-undang tersebut
juga mendorong pembentukan kelompok Studi Akuntansi Tiga Pihak (Tripaartif)
(yang digantikan oleh Dewan Pelaporan Tahunan pada Tahun 1981).
Dewan pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan
terhadap prinsip akuntansi yang dapat diterima (bukan diterima) secara umum,
Dewan tersebut memiliki anggota berasal dari tiga kelompok yang berbeda :
1.
Penyusunan laporan keuangan (perusahaan)
2.
Pengguna laporan keuangan (perwakilan serikat
buruh dan analis keuangan)
3.
Auditor laporan keuangan (institut Akuntansi
Terdaftar Belanda atau NivRA)
Pelaporan
Keuangan
Kualitas pelaporan keuangan Belanda sangat
seragam, laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam
bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan Keuangan harus
memuat hal-hal berikut :
1.
Neraca
2.
Laporan Laba Rugi
3.
Catatan-catatan
4.
Laporan Direksi
5.
Informasi lain yang direkomendasikan
Pengukuran
Akuntansi
Metode yang digunakan adalah metode pembelian,
goodwill merupakan perbedaan antara biaya akusisi dengan nilai wajar aktiva dan
kewajiban yang dibeli. Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat
terlihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilaii kini untuk aktiva berwujud
seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan
Belanda Memiliki Flesibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga
bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos –pos tertentu
dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan
dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :
1.
Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau
tidak umum untuk diasuransikan
2.
Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis
penyitaan lainnya
3.
Konsekuensi akibat restrukturisasi keuangan
9.
Sistem
Akuntansi di Inggris
Warisan Inggris bagi dunia sangat penting.
Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi
yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar
(pandangan benar dan wajar) juga berasal dari Inggris.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di
Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Undang-undang tahun 1981
menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :
1.
Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut
dasar akrual
2.
Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam
setiap kategori aktiva, dan kewajiban dinilai secara terpisah
3.
Prinsip konservatisme
4.
Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten
dari tahun ke tahun diwajibkan
5.
Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk
perusahaan yang menggunakan akuntansi
Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian
yang luas dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis atau
biaya kini.
Pelaporan
Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling
komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :
1.
Laporan Direksi
2.
Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3.
Laporan Arus Kas
4.
Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang
diakui
5.
Laporan Kebijakan akuntansi
6.
Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7.
Laporan Auditor
Pengukuran
Akuntansi
Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan
merger dalam mencatat akuntansi untuk Penggabungan usaha. Meskipun demikian,
kondisi penggunaan metode merger begitu ketat sehingga hampir tidak pernah
digunakan.
Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan
Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan
Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP.
10.
Amerika Serikat
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan
Sektor Swasta (Badab Standar Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun 2002
Institut Amerika untuk Akuntan Publik Bersertifikat.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum (GAAP) terdiri dari seluruh standar, aturan, dan regulasi keuangan yang
harus diperhatikan ketika menyusun laporan keuangan, laporan keuangan seharusnya
menyajikan secara wajar posisi keuangan suatu perusahaan dan hasil operasinya
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secar umum.
Pelaporan
keuangan
Laporan tahunan yang semestinya dibuat sebuah
perusahaan AS yang besar meliputi :
1. Laporan
manajemen
2. Laporan auditor
independen
3. Laporan
keuangan utama (laporan laba rugi,arus kas,laba komprehensif, ekuitas pemegang
saham)
4. Diskusi
manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan
5. Pengungkapan
atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan
keuangan
6. Catatan atas
laporan keuangan
7. Perbandingan
data keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun
8. Data kuartal
terpilih
Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan
laporan keuangan AS yang diterbitkan biasanya tidak memuat hanya laporan induk
perusahaan saja. Aturan konsolidasi mengharuskan seluruh anak perusahaan yang
dikendalikan (yaitu, dengan kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham
dengan hak suara) harus dikonsolidasikan secara penuh, walaupun operasi anak
perusahaan tersebut tidak homogen. Laporan keuangan interim (kuartalan)
diwajibkan untuk perusahaan yang sahamnya tercatat pada bursa efek utama.
Laporan ini biasanya hanya berisi laporan keuangan ringkas yang tidak diaudit
dan komentar manajemen secara singkat.
Pengukuran
Akuntansi
Aturan pengukuran akuntansi di Amerika Serikat
mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya.
Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan
peristiwa sangat tergantung pada konsep penanding.
Setelah memahami beberapa sistem akuntansi yang
berlaku dibeberapa negara maju sperti yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan maupun perbedaan diantaranya. Hal
ini disebabkan oleh faktor sejarah dan kebutuhan serta kondisi dimana akuntansi
itu tumbuh dan berkembang.
D.
Persamaan dan
Perbedaan Sistem Akuntansi di Negara-Negara Maju
Aturan dan sistem akuntansi di negara - negara
maju memiliki perbedaan dan juga persamaan sistem, di mana dalam setiap standar
yang di gunakan oleh negara tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing -
masing dalam penerapan sistem akuntansi di negaranya. Standar dan aturan
akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama
dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan
akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah memasukkan
aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris
dan Amerika Serikat.
Christopher Nobes dan Robert Parker
(1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting
yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
1.
Sistem hukum
Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini
adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang
berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman,
Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman
law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan
keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara
seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris
menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk
kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.
2.
Pemilik dana
Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi dua. Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang
mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang saham di pasar modal
(shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar
dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan
sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para
shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak
tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan
informasi yang tidak bias (fair information).
3.
Pengaruh sistem perpajakan
Sejauh mana sistem perpajakan dapat
mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan
perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman,
pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di
banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk
Indonesia, terdapat aturan – aturan yang berbeda antara perpajakan dan
komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah
depresiasi.
4.
Kemantapan profesi akuntan
Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi
ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan
atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan
tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai
ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan yang
mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau
mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah
dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis
sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan
menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang
dihasilkan.
5.
Inflasi
Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi
melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-nilai aset dan beban-beban terkait,
sementara di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan.
Negara-negar dengan inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-perusahaan
melakukan berbagai perubahan harga ke dalam penghitungan keuangan mereka.
Meksiko dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat umum
karena pengalaman mereke dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an,
sehubungan dengan tingkat inflasi yangtidak biasanya tinggi, AS dan Inggris
melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.
6.
Teori akuntansi
Teori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan
praktik-praktik akuntansi seperti halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini
para ahli teori akuntansi mengatakan bahwa pengguna laporan keuangan akan
mendapatkan penilaian atas kinerja yang wajar dari sebuah perusahaan jika
akuntan diperbolehkan untuk menggunakan judgment untuk memilih dan menampilkan
angka-angka tertentu. Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost
information. Salah satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik
akuntansi adalah dengan disusunnya conceptual framework.
7.
Accidents of history Sistem dan praktik
akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara yang
bersangkutan.
Kejadian-kejadian tertentu
biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam penerapan metode
tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan
standar akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data
keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997
menyebabkan munculnya pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan
penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas
selisih kurs. Kolonialisasi juga menyebabkan negara yang diduduki dengan
sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang mendudukinya.
Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi
hukum, sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan
suatu standar akuntansi di suatu negara berbeda dengan di Negara lain.
Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan perdagangan antar Negara
serta munculnya perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan
suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar