Sejak ENRON, sebuah perusahaan raksasa di
AS melakukan skandal yang menghebohkan dunia karena berkolusi dengan KAP Arthur
Andersen, kecaman masyarakat terhadap profesi auditor mengalir dengan derasnya.
Kepercayaan mayarakat AS khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya terhadap
profesi di bidang jasa publik ini semakin merosot. Hal ini juga ditunjukkan
dengan menurunnya jumlah mahasiswa jurusan Akuntansi di AS.
Rekayasa informasi yang dilakukan oleh
pihak manajemen ENRON dengan dibantu auditornya dari KAP Arthur Andersen telah
merugikan pihak investor. Alhasil kedua perusahaan besar ini harus gulung
tikar. Masyarakat pun beranggapan bahwa profesi auditor adalah profesi yang
tercela karena telah melakuan pembodohan dan kebohongan terhadap publik.
Perilaku tidak etis dan tidak bermartabat
yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersen ini tidak hanya merugikan para investor
saja, namun juga berdampak negatif pada auditor yang pernah bekerja di KAP
tersebut. Para auditor ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan baru
di KAP lainnya. Respon masyarakat terhadap kasus ENRON dan KAP Arthur Andersen
yang terjadi di AS ini menunjukkan bahwa profesi Auditor ( Akuntan Publik )
memang sebuah industri keahlian dan kepercayaan. Sehingga, apabila kepercayaan
dilanggar maka reputasi juga akan menurun. Hal inilah yang menjadi tantangan
besar bagi para auditor masa depan untuk bekerja sesuai dengan etika profesi
dan standar yang telah ditetapkan di tengah persaingan yang semakin ketat dalam
industri jasa ini.
Praktik bisnis Enron yang menjadikannya
bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya
investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana
pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya
(social impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan
meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari
Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah mencederai kepercayaan dari pihak
stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information
mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari
principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara
rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan
norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP
Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang
tidak etis? adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan
bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.
1.A Kemahiran dan
Kecakapan Arthur Anderson Terhadap Enron
Keahlian Arthur dalam sebagai auditor sangat merugikan banyak
investor dan para audotor yang lainnya.
Karen membuat mereka susah untuk mencari pekerjaan kembali
1.B Independensi Mental Arthur Anderson
Terhadap Enron
Sudah sangat diketahui bahwa mental Arthur sangat tidak
terpuji sekali. Dia tidak memiliki profesional kerja yang baik,terutama
kejujuran. Sehingga membuat para investor menjadi rugi besar dan para auditor
yang lain susah mendapatkan kepercaan publik.
1.C Kemahiran Profesional Arthur Anderson
Terhadap Enron
Kemahiran auditor yang dimilki
oleh seorang Arthur tidak digunakan secara baik olehnya. Dia malah
menyalahgunakan kemahirannya untuk menipu oarang banyak,dan hanya untuk
menguntungkan dirinya sendiri.
Sekian penulisan tentang kasus Arthur Andersen terhadap
Enron, penulisan ini saya lakukan untuk memenuhi tugas softskill saya. Dengan adanya tugas ini bisa menambah pengetahuan saya. Dalam tugas
softskill yang saya buat ini,mungkin terdapat banyak kesalahaan secara tidak
sengaja. Banyak kelemahan dalam tugas softskill ini. Oleh sebab itu, mengingat
akan tujuan saya membuat tugas softskill ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan sebagai tugas mata kuliah softskill Etika Profesi Akuntansi, maka saya
mohon maklum atas segala kesalahan dalam penulisan tugas softskill ini.
By: Meta Bina Sabila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar